Image

Bemo Pintar Ala Kinong

 

Bemo. Satu dari sekian banyak angkutan umum konvensional yang masih tersisa di Jakarta. Eksistensinya tak lekang oleh waktu. Terutama di wilayah Karet Bivak. Tepat di bawah flyover yang menghubungkan antara Tanah Abang dengan Karet, beberapa Bemo mangkal menunggu penumpang.

Sekira pukul 7-8 pagi penumpang mulai berdatangan. Mereka (penumpang) yang transit dari stasiun karet berganti menggunakan bemo sebagai angkutan menuju Sudirman. Tak jarang mereka harus berlarian mengejar bemo kosong yang baru tiba. Terkadang mereka juga harus menyetop ditengah jalan untuk memastikan satu tempat untuk mereka.

Praktis aktivitas bemo sedari pukul 7 hingga pukul 9 pagi tak berhenti mengantar penumpang dari karet menuju sudirman. Pada jam tersebut tak satu pun bemo terlihat sepi penumpang. Setelah pukul 9 pagi sebagian bemo memilih untuk beristirahat dan pulang. Namun, satu diantara sekian bemo memilih untuk tidak pulang.

Adalah Sutino atau biasa dipanggil Kinong, seusai narik bemo ia menuju sebuah gudang untuk mengambil rak dan satu box buku anak-anak. Lalu ia pasang rak tersebut pada bemo miliknya dan bim salabim berubahlah bemonya menjadi sebuah perpustakaan mini. Sejurus kemudian ia menuju sekolah Taman Kanak-kanak (TK) di wilayah karet. Kedatangan Kinong dengan bemo yang telah dimodifikasi menjadi perpustakaan keliling pun disambut riuh anak-anak sekolah. Mereka berebut buku bacaan yang dibawa Kinong.

Tak hanya itu, tiap sabtu malam minggu kinong mengubah bemonya menjadi layar tancap. Film yang diputar pun film khusus anak-anak, praktis layar tancapnya selalu ramai. Kegiatan ini biasanya dilakukan Kinong sedari pukul 5 hingga 9 malam tempatnya pun tak terlampau dari rumahnya yang berada di wilayah Karet.

Dari kegiatannya ini, Kinong berharap suatu hari nanti ketika angkutan umum konvensional tak lagi ada, bemo bisa menjadi salah satu ikon Jakarta yang dipajang di Monas. Tentu! tak hanya sekedar menjadi pajangan dan ikon. Namun, bisa dimanfaatkan menjadi perpustakaan dan bioskop mini. Lebih dari itu. Kinong juga ingin terlibat langsung dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Begitulah Kinong meski ia hanya lulusan Sekolah Rakyat namun, semangatnya bagai Profesor.

[Foto dan Teks: Aulia Rachman]

Leave a comment